Yogyakarta – Peringatan Serangan Umum 1 Maret di tahun 2022 ini menjadi moment istimewa. Pemerintah Republik Indonesia menetapkan 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Hal itu ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
Serbuan besar-besar untuk merebut Yogyakarta 73 tahun yang lalu itu, diperingati masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Yogyakarta di semua lapisan. Tak terkecuali Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla). Bersama Komunitas Yogya ’45, museum yang dikenal dengan sebutan Museum Pesawat Terbang ini menggelar foto berkostum ala Penerbang 1945. Pemotretan yang dilakukan minggu lalu itu selain melibatkan Komunitas Yogya ’45 juga penerbang dari Skadron Pendidikan 102 Pangkalan Udara Adisutjipto.
Kolonel Sus Yuto Nugroho mengatakankan, peringatan Serangan Umum 1 Maret dengan menggunakan kostum ala penerbang 1945 diharapkan tidak selesai begitu saja, namun gaungnya dapat menjadi sarana untuk menyebarkan cinta tanah air, cinta dirgantara dan cinta Muspusdirla.
Ditambahkannya, Muspusdirla banyak menyimpan koleksi pesawat terbang dengan berbagai jenis. Juga senjata ataupun replika Radio PHB AURI PC2 yang aslinya dulu digunakan untuk menyebarkan berita Serangan Umum 1 Maret.
“Melalui Radio PHB AURI PC2, berita tentang Serangan Umum 1 Maret dipancarkan dari Playen Gunung Kidul, diterima di Bidar Alam Sumatera Barat, diteruskan ke Kutaraja Aceh, Ranggon, India hingga diterima perwakilan Indonesia di PBB. Berita PHB AURI membalikkan pernyataan sepihak Belanda, jika pemerintahan Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia sudah tidak ada,” terang Kolonel Sus Yuto Nugroho, Selasa (1/3).
Ketua Umum Yogya ’45, Eko Isdiyanto menjelaskan, dipilihnya Muspusdirla sebagai tempat foto untuk memperingati Serangan Umum 1 Maret bukan tanpa alasan. Menurutnya keterkaitan Muspusdirla dengan Serangan Umum tersimpul dalam Radio PHB AURI PC2. Selain itu berbagai jenis pesawat yang dulu dipakai untuk mempertahankan kemerdekaan, masih terawat dengan baik.
Lebih dari itu Ketua Umum Yogya ’45 atau yang akrab dipanggil Penyo ini menuturkan, berbagai koleksi pesawat terbang, aneka senjata dan koleksi lainnya yang disimpan di Muspusdirla menjadi bukti bahwa para pendahulu berjuang dengan rela berkorban dan pantang penyerah dalam mempertahankan kemedekaan Indonesia.