Surakarta – Dalam perjalanan Kota Solo satu dekade terakhir, sempat muncul wacana agar Solo dikembalikan menjadi Daerah Istimewa Surakarta (DIS). Salah satunya yang diinisiasi kerabat Keraton Kasunanan Surakarta, K.P. Eddy Wirabhumi.
Namun, wacana tersebut tak dihiraukan oleh Pemerintah hingga saat ini. Hal ini menjadi perhatian publik, terutama pengamat politik dan hukum, serta sebagai Ketua LSM Lapaan RI, BRM Kusumo S.H. M.H.
BRM Kusumo menyayangkan lambatnya keputusan pemerintah dalam menangani usulan bidang Daerah Istimewa Surakarta atau DIS. Sebagai pengganti DIS, Kusumo juga menyarankan Kota Solo menjadi daerah otonomi khusus.
Otonomi khusus adalah perlakuan khusus bagi wilayah atau bangsa karena karakteristik tertentu yang dimiliki. Solo dinilai memenuhi unsur karakteristik tersebut.
“Otonomi khusus dalam pelestarian budaya bagi Kota Solo sangatlah penting segera direalisasikan. Karena selama ini anggaran yang Dikucurkan oleh pemerintah pusat ke pemerintah daerah Kota Solo masih tergolong sangat kecil/minim sehingga upaya pemerintah daerah untuk pelesrarian budaya bangsa yang sangat adiluhung yang ada di Kota Solo saat ini belum sesuai Harapan yang diinginkan oleh warga Kota solo,” tutur Kusumo.
Kusumo mencontohkan beberapa Gedung Kesenian yang mangkrak akibat sudah lama tidak terpakai, sanggar2 tari tradisional yang kekurangan anggaran pelatihan, dan juga untuk event event budaya
“Pemerintah Pusat jangan pernah hitung-hitunganlah dalam pemberian anggaran, berapapun anggaran yang dibutuhkan harus diberikan karena itu menyangkut identitas bangsa Indonesia, semoga aspirasi saya dapat didengar” tutup Kusumo. (jen)