Kemah Pandu Latih Kepemimpinan bersama Kodim 0735 Surakarta.

oleh -695 Dilihat
banner 468x60

SOLO, SINDODOLO.NEWS – Sebanyak 265 siswa kelas V ABCD dan VI ABCD Qabilah SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Surakarta antusias mengikuti kegiatan perkemahan Kamis-Jumat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan pasca sumatif tengah semester (STS).

Perkemahan dipusatkan di Tawangmangu Wonder Park, yang berlokasi di Ombang-Ombang, Blumbang, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Kamis-Jumat (29-30/9/2022).

Photo : Kegiatan Perkemahan Kamis-Jumat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan SD Muhammadiyah 1 Ketelan dipusatkan di Tawangmangu Wonder Park.

Agenda kemah ini dimulai dengan acara upacara Hizbul Wathan yang dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah Sri Sayekti. Di sela-sela upacara tersebut, Sayekti menyampaikan bahwa kegiatan yang rutin diadakan setiap tahun hanya karena pagbeluk covid-19, maka kemah ditiadakan untuk bersama melawan penyebaran virus yang menakutkan seantero jagad dunia.

Sengaja mengambil tempat di Karanganyar, agar kegiatan tengah semester yang dikemas dalam bentuk perkemahan HW ini dapat memberikan refreshing pasca UTS bagi anak-anak.

Photo : Kenzo Rusydharf Mulyono Salah Satu Peserta Kemah./sindosolo.news.

”Poin penting yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah melatih jiwa kepemimpinan bersama Kodim 0735 Surakarta, kemandirian, kedisiplinan dan Kerjasama serta gotong royong siswa-siswi sekolah penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan,” ujarnya, sambil tersenyum.

Sayekti pun bersyukur kegiatan ini berjalan dengan lancar tanpa kendala. ”Semua itu tidak lepas dari peran dan kerja sama para guru dan orang tua, anak hebat orang tua terlibat. Kami ucapkan terima kasih buat semua guru karyawan atas partisipasi dan kerja kerasnya untuk kemajuan SD Muh 1 Solo yang kita cintai ini,” ujar Sayekti.

Setelah upacara selesai, berbagai kegiatan menarik dihadirkan di antaranya memperdalam materi kepanduan Hizbul Wathan, kedispilinan, perkemahan, puncak pentas seni drama merdeka belajar menghadirkan bintang tamu Ki Agung Sudarwanto versus Kyai Ahmad Syaifuddin bertajuk pembelajaran berpusat pada siswa dan dilarang anak dibentak dan dimarahi, sebagai solusi anak diajarkan berkolaborasi dan bergotong royong.

Sementara itu, salah satu peserta Kenzo Rusydharf Mulyono mengaku senang mengikuti kemah. Bagi dia, kemah kali ini adalah pengelaman pertama. ”Seru, kami dilatih lebih berani bertangungjawab dan lebih sering aktif dalam berkompetisi dengan pendamping Jatmiko. Biasanya Cuma belajar di sekolah tapi kali ini belajar di alam bebas dan pengalaman melantunkan surah an Naziat bil ghoib tanpa melihat mushaf dihadapan bapak-bapak mantan komando pasukan khusus (Kopassus),” ungkap Kenzo.

(Jatmiko/Kontributor.-/OG.ss.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *