SOLO, SINDOSOLO.NEWS – 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Batik Nasional 2 Oktober. Sebagai siswa Muhammadiyah dan anak bangsa berkemajuan harus mengamalkan profil Pelajar Pancasila yang siap belajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Enam ciri utama dimulai dari beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Hal itu disampaikan Kepala Sekolah Penggerak SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, saat menjadi pembina upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Batik Nasional, Senin (03/10/2022) pagi.
Suasana hikmat mewarnai upacara bendera yang digelar di halaman sekolah sehat tersebut. Peserta upacara tampak antusias menyimak pembinaan Sri Sayekti.
“Hari ini kita memperingati hari kesaktian pancasila dan hari batik. Kalau di masyarakat pancasila sebagai pedoman hidup dan alquran sebagai pedoman hidup juga karena sebagai orang muslim,” kata dia.
Di tengah-tengah amanatnya, Sri Sayekti mengucapkan selamat sebanyak 265 siswa kelas V ABCD dan VI ABCD Qabilah SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Surakarta antusias mengikuti kegiatan perkemahan Kamis-Jumat Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan pasca sumatif tengah semester (STS) bersama bersama Kodim 0735.
“Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa membimbing dan meridai usaha kita semua. Semoga apa yang kita lakukan termasuk bagian dari amal kebajikan. Anak-anak harus dipahat dengan profil pelajar Pancasila dan wujud cinta tanah air dengan menggunakan batik dan mendukung produk-produk lokal,” bebernya.
Alquran bagi orang Islam merupakan pedoman hidup, sumber segala hukum yang harus diikuti dalam hidupnya. Aturan apapun dan pendapat atau fatwa ulama manapun tidak boleh bertentangan dengan Alquran. Sedangkan pancasila dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi di masyarakat. Baik itu permasalahan yang terjadi di Indonesia atau bahkan di masyarakat dunia.
“Pancasila bisa menjadi cara untuk menyelesaikan persoalan budaya, sosial, ekonomi, dan politik agar negara kita semakin maju dan berkeadaban di era industry 4.0 menuju masyarakat 5.0,” pungkasnya.
(Jatmiko|Kontributor – OG.ss.)