BPC PHRI Kota Surakarta Galakkan Pariwisata Solo Raya dengan Pembekalan ke Staff/Sales Marketing Hotel & Restoran

oleh -929 Dilihat
banner 468x60

SOLO, SINDOSOLO.NEWS – Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Kota Surakarta terus bergerak untuk menggalakkan pariwisata di Solo Raya dengan mengajak Sales hotel & restoran se-Solo Raya untuk mengenal lebih dalam daya tarik pariwisata yang dimiliki oleh Kota Solo dan sekitarnya.

Kegiatan bertajuk “Pembekalan Daya Tarik Wisata di Solo Raya bagi Sales Marketing Hotel & Restoran” tersebut dilangsungkan pada hari Selasa dan Rabu (11 – 12 Oktober 2022) dan berpusat di Hotel Mandala Wisata yang dilanjutkan dengan City Tour ke berbagai destinasi/obyek wisata di Solo Raya.

Dalam acara tersebut, BPC PHRI Kota Surakarta mengundang 3 pembicara yakni Gembong Hadi Wibowo, S.Psi, M.Si selaku Kabid Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Kota Solo, Retno Wulandari, S.H., M.Si selaku Ketua BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah) Solo, serta Pri Siswanto selaku Ketua Umum Dewan Pengurus Cabang (DPC) Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Solo untuk dapat menyampaikan paparan guna memperdalam pengetahuan rekan-rekan Sales/Marketing hotel dan restoran akan daya tarik pariwisata di Soloraya.

Gembong, yang dalam kesempatan ini menyampaikan paparan perihal Daya Tarik Wisata di Soloraya, menyampaikan bahwa Kota Solo selalu siap menambahkan experience pada setiap wisatawan dengan berbagai kegiatan seperti belajar merangkai janur, belajar memasak nasi liwet, belajar menari Jawa, belajar menabuh gamelan, serta berbagai experience lain yang tentunya menyenangkan. Tidak hanya itu, Gembong mengambahkan keunikan-keunikan lain yang dimiliki Kota Solo seperti bersepeda bersama.

“Kami juga memiliki Solo Andong Tour ke beberapa tempat seperti Desa Wisata Wirun (pembuatan Gamelan) dan beberapa kampung wisata di Soloraya. Tidak hanya itu, ada juga rute untuk bersepeda serta moda tranpsortasi unik seperti Sepur Kluthuk Jaladara,” tambah Gembong.

Di sisi lain, Retno Wulandari menuturkan bahwa dalam memasarkan pariwisata, ada 4 hal yang wajib diperhatikan yakni Attraction, Accessibility, Amenities, Activities. Tidak hanya 4A, digitalisasi juga menjadi poin penting bagi pemasaran dunia pariwisata saat ini dan mewajibkan kepada seluruh wisatawan yang berkunjung untuk dapat mengunduh Let’s Go to Solo di mana dalam aplikasi tersebut menyuguhkan lengkapnya data perihal pariwisata di Kota Solo.

“Menurut saya, Solo memiliki sejarah yang kuat dan Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) adalah salah satu acara yang pernah terselenggara di Kota Solo. Masih banyak _lokasi2 bersejarah_ lain yang dapat dikunjungi di Kota Soloraya ini, sehingga dapat dikatakan bahwa berkunjung ke Kota Solo akan menjadi peristiwa napak tilas bagi para wisatawan,” terang Retno.

Pri Siswanto menambahkan bahwa saat ini, tren tour dan travel terus berkembang seturut dengan tren yang beredar. Menurutnya, dibangunnya tol Solo ke Jogja tentunya menambah tren wisata untuk berwisata di kedua kota tersebut.

“Kami memiliki paket-paket wisata dengan berbagai pilihan seperti wisata alam, wisata religi, wisata sejarah, dan wisata lainnya dengan destinasi yang tidak hanya di Kota Solo, tetapi juga sekitar seperti Karanganyar, Sragen, Kartasuro, Sukoharjo, Wonogiri, Boyolali, dan daerah-daerah lainnya. Tentunya, akan menjadi lebih nyaman dan rasanya berbeda jika Travel Agent yang mendampingi para wisatawan untuk berkunjung ke berbagai destinasi. Oleh karena itu, sebaiknya ada “kolaborasi antara pihak hotel dengan Travel Agent,” jelas Pri.

Sebagai penyelenggara, Abdullah Soewarno selaku Ketua BPC PHRI Kota Surakarta, menuturkan bahwa kegiatan ini dilangsungkan agar Sales/Marketing hotel dan restoran dapat mengenal lebih dekat obyek/dayatarik wisata yang berada di Soloraya. Pria yang akrab disapa Romo Abdullah tersebut juga berharap mereka dapat menjelaskan secara lebih rinci kepada setiap wisatawan yang menginap atau berkunjung tentang obyek/daya tarik wisata yang akan mereka kunjungi.

“Kami ingin setidaknya mereka dapat bercerita secara singkat, menjelaskan letak, ataupun kegiatan serta produk yang dihasilkan dari sebuah obyek wisata tersebut kepada para wisatawan. Oleh karena itu, pada hari kedua Kami menjadwalkan berbagai kunjungan seperti ke Museum Keris, Museum Radya Pustaka, Museum Danar Hadi, Pura Mangkunegaran, Keraton kasunanan, De Tjolomadoe, The Herritage Palace, serta Kampung Batik Laweyan,” pungkas Abdullah.

Kegiatan ini tentunya menjadi penyemangat bagi perputaran roda ekonomi serta pariwisata ke depan mengingat destinasi yang dimiliki oleh Solo Raya sangatlah lengkap. Berbagai pilihan telah tersedia guna memudahkan berwisata di Soloraya dan Kami mengajak seluruh insan masyarakat Soloraya untuk dapat berperan dalam mempromosikan obyek/daya tarik wisata yang sesungguhnya kaya budaya. /OG.ss.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *