Purwokerto, Sindosolo.news – Kolaborasi Pentahelix, merupakan salah satu cara dalam mengatasi masalah dan mengembangkan program dengan melibatkan lintas sektoral untuk saling berbagi peran untuk mewujudkan pencapaian tujuan bersama dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Terkait hal tersebut, Kolaborasi pentahelix yang bertujuan untuk melakukan optimasi peran dari unsur Akademisi, Korem 071/Wijayakusuma dengan melibatkan unsur Akademisi khususnya dengan Fakultas Pertanian Unsoed menggelar orasi ilmiah sinergi TNI dan Fakultas Pertanian Unsoed dalam mendukung kedaulatan pangan.
Orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang ke-60 dengan narasumber Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., dan Prof. Dr. Ir. Tamad, M.Si., Guru Besar Fakultas Pertanian Unsoed.
Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E., dalam orasinya bertemakan Sinergi TNI dan Fakultas Pertanian Unsoed dalam mendukung kedaulatan pangan dengan judul “Peran TNI melalui kolaborasi Pentahelix dalam mendukung kedaulatan pangan”.
Dikatakan, ketahanan pangan merupakan suatu sistem meliputi ketersediaan, distribusi dan konsumsi. “Tugas TNI AD melaksanakan Pemberdayaan wilayah pertahanan di darat dalam penyiapan potensi sumber daya alam (SDA) khususnya Logwil. Kegiatan pembinaan pangan yang dilaksanakan oleh Satkowil TNI AD sebagai salah satu bentuk dalam mendukung pemerintah pusat/pemerintah daerah untuk meningkatkan ketahanan pangan secara nasional”, paparnya mengawali orasinya.
Dalan konsep pertahanan kita, Sishanrata ada dua ancaman perang konvensional terbuka dan tidak terbuka. “Sebagai contoh Purwokerto atau Banyumas, merupakan wilayah lumbung pangan bagi pertahanan wilayah darat di Kodam IV/Diponegoro. Apabila ada musuh dari Utara mendarat di pantai Utara kita mempunyai cara untuk menghambat laju musuh sedangkan daerah kita sumber wilayah logistik apabila ada pasukan untuk bertempur. Akan tetapi bila dilihat perang simetris saat ini, beras hasil pertanian yang kita hasilkan di Banyumas mayoritas untuk menyuplai masyarakat DKI. Dan apabila produksi padi terhambat, akan mengganggu perekonomian di Jakarta. Menilik hal itu, esensinya kita harus dapat menghambat laju musuh dan meningkatkan produksi pangan agar logistik kita tetap terpenuhi untuk menopang kebutuhan bagi pasukan maupun masyarakatnya”, paparnya.
Dikatakan mantan Dansat-81/Gultor Kopassus ini, faktor perang terbuka ekstensinya sangat banyak baik dari perdagangan bebas, inflasi maupun kenaikan BBM dan sebagainya.
“Inilah TNI AD, apabila sewaktu-waktu ada perang terbuka, Karesidenan Banyumas harus siap memberikan suplai logistik pangan untuk pasukan dan masyarakat yang ikut terlibat dan apabila dimobilisasi”, terangnya.
Hal tersebut, lanjutnya. Sudah sejak dulu ada dijaman Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Jenderal Nasution, untuk menanamkan Kemanunggalan TNI dengan Rakyat untuk tegak kokohnya NKRI.
Dalam orasinya, Danrem juga berharap Dies Natalis Fakultas Pertanian Unsoed yang ke-60, Fakultas Pertanian Unsoed memiliki keunggulan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni bertaraf internasional yang relevan dengan pengembangan pertanian dan kearifan lokal yang berkelanjutan. “Salah satu misinya adalah menyelenggarakan kegiatan alih teknologi berbasis pengabdian yang relevan dengan bidang pengembangan pertanian dan kearifan lokal dalam rangka menunjang pembangunan”, tuturnya.
Danrem juga mengungkapkan bahwa keterlibatan TNI AD dalam ketahanan pangan bukan suatu hal yang tabu, bukan suatu hal yang baru. Itu sudah lama ada, akan tetapi tujuannya hanya membantu tidak mengambil alih seluruhnya. “Kami membantu mendinamisasi dan menstabilisasi supaya semuanya bergerak”, tegasnya.
Kolonel Yudha juga menegaskan bahwa, ketahanan pangan yang dilaksanakan diseluruh wilayah, untuk menindaklanjuti arahan Kepala Staf Angkatan Darat agar para Dansat untuk mempersiapkan segala sesuatunya terkait ketahanan pangan diwilayah. “Tujuanyannya untuk menyikapi kondisi ekonomi global dimana kondisi ekonomi global saat ini tidak jelas, tidak teratur, menurut kalangan akademisi. Dari kami, hal ini adalah asimetrik Walter perang yang tidak langsung dengan menekan secara ekonomi, politik, dan menekan secara kebijakan pemerintah. Serta, guna menyikapi kekurangan bahan pangan akibat krisis yang terjadi di Eropa” terangnya.
“Guna menyikapi hal itu, TNI AD memanfaatkan aset lahan TNI AD yang ada diwilayah, bagi Kodim yang tidak punya aset dapat
bekerjasama dengan Pemda atau swasta untuk memanfaatkan lahan tidur mendukung program ketahanan pangan”, katanya.
Selain orasi ilmiah, kegiatan Danrem 071/Wijayakusuma juga sebagai wahana untuk menjajagi kerjasama di berbagai bidang khususnya yang terkait dengan ketahanan pangan diwilayah.
Hadir dalam kegiatan orasi ilmiah, Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.,Agr (Rektor Unsoed Purwokerto), Kolonel Inf Yudha Airlangga, S.E (Danrem 071/Wk), Ny. Natania Rolina Yudha Airlangga (Ketua Persit KCK Koorcab Rem 071 PD IV/Dip), Letkol Cba (K) Roro Sri Harjani E.D.A., S.Sos. (Kasirenrem 071/Wk), Dr.Ir.Anisur Rosyad, M.S (Dekan Unsoed Purwokerto), Dr. Ir. Noor Farid, MSi (Wakil Rektor Bidang Akademik), Dr. Kuat Puji Prayitno, S.H., M.Hum (Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unsoed Purwokerto), Dr. Norman Arie Prayogo, S.Pi, M.Si (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unsoed Purwokerto), Dr. Waluyo Handoko, S.IP., M.Sc.
(Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Hubungan Masyarakat Unsoed Purwokerto), Senat Fakultas Unsoed Purwokerto, Ketua Lembaga LP3M Unsoed Purwokerto.