Kunci SD Muhammadiyah 1 Ketelan Besar Seperti Sekarang

oleh -1352 Dilihat
banner 468x60

SOLO, SINDOSOLO.NEWS – Di tengah zaman yang terus bergerak dinamis, selain profesionalitas para penggeraknya, watak ikhlas dan penuh kesungguhan menurut Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat Nunuk Nuryaman adalah unsur yang membuat Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) kian berkembang, maju, besar seperti sekarang, Jumat Malam (18/11/2022).

Di Solo, Nunuk menyaksikan amal usaha SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta berdiri sejak 1935, jauh sebelum Republik Indonesia berdiri. Kini, di usianya yang ke-87, jenjang pendidikan di bawah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Solo ini menjadi destinasi pendidikan unggul dan berkemajuan di era revolusi industri 4.0 menuju era society 5.0.

“Saya sangat bangga sekali lihat sarana dan prasarana SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo mulai dari masuk sampai toilet. Tulisan yang terpampang memberikan aura positif mudah dibaca dan bisa jadi inspirasi, ada pesan Menteri Prof Dr Muhajir Effendy SPd MAP,” terang Nunuk, penggembira Muktamar dan Aisyiah ke-48.

Nunuk menyampaikan hal yang harus dimiliki oleh AUM supaya berkeunggulan dan mampu bersaing dengan yang lain. Salah satu kunci tersebut untuk menciptakan keunggulan, melalui pintu penguatan budaya lembaga pendidikan yang dipahami sebagai nilai yang dianut untuk menjalankan layanannya.

“Kuncinya nilai berupa ikhlas.Kalau di Tasikmalaya ada 3 SD, 3 MI, SMP satu atap dengan pesantren ada satu, ada 3 MTs, dan SMA Muhammadiyah ada 3. Kalau SD Muhammadiyah 1 Ketelan ini sering masuk TVMU, bangga sekali dengan SD Muhammadiyah 1 ini. Hebat luar biasa. Mudah-mudahan kami dapat meniru dan ilmu yang dibagi sebagai amal sholeh,” bebernya.
Sementara itu, Ketika Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Jatmiko Ketika membersamai diskusi dengan hangat menjelaskan Humas metupakan proses interaktif yang membentuk opini publik sebagai masukan kedua belah pihak, dan menanamkan pemahaman, mendorong motivasi dan partisipasi public.

“Humas bisa dibedakan menjadi humas eksternal dan humas internal, sehingga terdapat kegiatan publisitas baik di dalam maupun di luar sekolah. Terkait studi tiru dpersilakan, karena sekolah ini sebagai sekolah penggerak,” pungkasnya.(Jatmiko – /OG.ss)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *