SURAKARTA, SINDOSOLO.NEWS – Siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta melakukan praktik jurnalistik di Monumen Pers Nasional, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (11/2/2023). Kegiatan tersebut guna memperingati Hari Pers Nasional dan mengasah potensi siswa.
Aryanto selaku Humas SMP Muhammadiyah PK Solo mengungkapkan kegiatan kunjungan ke Monumen Pers Nasional diikuti oleh siswa-siswi yang tergabung dalam ekstrakurikuler jurnalistik dan broadcasting sejumlah kurang lebih 20 siswa. Para siswa tersebut mempraktikan kegiatan reportase jurnalistik dengan mewawancarai pengunjung yang datang dan membuat vlog seputar Monumen Pers.
“Kegiatan jurnalistik baik liputan video maupun menulis artikel berita menjadi kegiatan yang menarik untuk mengasah potensi para siswa seperti kemampuan komunikasi lisan dan tulisan, percaya diri di depan kamera, dan berpikir kritis. Potensi tersebut sangat berguna bagi masa depan,” jelas Aryanto kepada media.
Aryanto menambahkan para siswa antusias mengikuti kegiatan praktik di lapangan. Kegiatan diawali dengan penjelasan benda-benda bersejarah tentang pers oleh petugas kemudian para siswa wawancara, observasi, dan mengambil gambar baik foto maupun video. Para siswa tersebut nantinya akan ikut juga dalam perlombaan vlog yang diselenggarakan oleh Monumen Pers Nasional.
“Perkembangan sejarah pers di Indonesia penting diketahui oleh para siswa karena merekalah yang akan meneruskan jejak langkah pers di Indonesia,” ungkapnya.
Para siswa berkeliling dan melihat berbagai benda-benda bersejarah dunia pers di Monumen Pers Nasional. Terdapat koran-koran yang usia terbit sudah tua, foto-foto sejarah peringatan hari pers, peralatan peliputan pada zaman dahulu, dan pemancar radio kambing, dan sebagainya. Para siswa terlihat menggunakan kamera di ponsel dan kamera DSLR untuk mengabadikan benda-benda tersebut. Selain itu, mereka mencatat di buku tulis saat mewancarai pengunjung.
Aisyah Syafira Putri Wibawa dan Almira Syakira Rifda Yokhisuno menjelaskan tentang kegiatan yang diikutinya. Mereka mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan tentang sejarah dunia pers di Indonesia. Selain itu, mereka diperlihatkan alat-alat yang digunakan untuk liputan pada zaman dahulu seperti kamera, mesin ketik, dan radio kambing. Di perpustakaan juga banyak buku yang bisa dibaca.
“Kami senang berkunjung dan berkegiatan di Monumen Pers. Semoga dapat meningkatkan jiwa jurnalistik seperti menulis dan reportase,” ungkapnya.
Hal serupa disampaikan oleh Bara Kaori Satya Maharani. Ia mengaku senang berkunjung ke mnumen pers karena mendapatkan banyak pengetahuan dan informasi sehingga bisa meningkatkan literasi dan wawasan tengan dunia pers. (Aryanto – /OG.ss)