PAWARTOS GAGRAG LAWAS Gelar Halal Bihalal 1444 H, Sarasehan dan Bedah Buku GREGET KARTASURA, Hadirkan Djuyamto, SH.MH dan H. Bagus Sigit setiawan, SH

oleh -729 Dilihat
banner 468x60

SUKOHARJO, SINDOSOLO.NEWS – Masih dalam suasana perayaan Iedhul Fitri 1444 H, Para sesepuh Inisiator dan pendiri Organisasi PAWARTOS (Paguyuban Warga Ageng Kartasuro) Organisasi dan Komunitas Sosial di Kartasura dengan bangga dan percaya diri, optimis berbaju PAWARTOS GAGRAG LAWAS menggelar Halal Bihalal Iedhul Fitri 1444 H dan Sarasehan Bedah Buku “GREGET KARTASURA” Bertema “HALAL BIHALAL PAWARTOS GAGRAG LAWAS Character Of Java”.

Bertempat di Pendopo Balai Desa Singopuran Kartasura (28/04/2023) Jum’at (malam), hadir dalam acara tersebut, Djuyamto, SH.MH (inisiator Kartasuro Greget), H. Bagus Sigit setiawan, SH (narasumber), Drs. Joko Miranto (Camat Kartasura), Danramil dan Kapolsek Kartasura, Gus. Umam, S.Ag (Pengasuh Pondok Dunga Ra Mandi/ PADORAMA kabalan) serta ratusan anggota PAWARTOS beserta segenap tamu undangan.

Diawali pembacaan do’a, tilawalil Qur’an, menyayikan lagu Indonesia Raya, ikrar halal bihalal, sarasehan bedah buku GREGET KARTASURA dan diselingi hiburan musik dari Grup music Kartasura Greget serta diakhiri acara salam salaman saling memaafkan. Dari awal hingga akhir acara berjalan lancar penuh suasana hangat bernuansa nostalgia.

Jarot selaku Ketua Panitia PAWARTOS GAGRAG LAWAS dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada segenap hadiran dan mengucapkan terima kasih karena dalam kondisi yang hujan para tamu dan undangan masih menyempatkan diri untuk hadir menyambung silahturahmi dan bernostalgia dalam acara Halal Bihalal PAWARTOS GAGRAG LAWAS di pendopo Balai Desa Singopuran ini. Tidak lupa sebelum Jarot mewakili panitia menyampaikan mohon maaf lahir bathin dan ucapan Iedhul Fitri 1444 H sebelum menutup sambutannya.
“Terakhir kalinya karena ini masih suasana iedhul fitri 1444 H saya pribadi dan mewakili Panitia saya mengucapkan Selamat Iedhul Fitri 1444 H Mohon Maaf Lahir Bathin” pungkasnya.

Drs. Joko Miranto Camat Kartasura kepada Media menyapaikan Halal Bihalal itu untuk saling Silahturahim saling memaafkan karena interaksi antara sesama manusia pasti akan berbuat kesalahan, karena itu ikrarnya harus saling memberi maaf, mengingat anggota PAWARTOS itu terdiri dari berbagai unsur dan element lintas agama dan lintas budaya. Joko Miranto berharap dari keaneka ragaman tersebut bisa menjadi sarana untuk lebih memajukan Kartasura untuk lebih maju dan lebih baik.
“Keaneka ragaman tersebut apabila bisa dirangkul akan menjadi potensi besar untuk memajukan Kartasura.” ujarnya.

Djuyamto, SH. MH sebagai inisiator Kartasuro Greget menjelaskan, didalam aktivitasnya anggota PAWARTOS dan komunitas komunitas di Kartasura ini tentu melakukan kesalahan dalam berinteraksi tentu kekhilafan dan kesalahan yang dilakukan itu mungkin tidak disengaja, jadi acara halal bihalal seperti ini tepat sekali momentnya untuk kesalahan kesalahan yang tidak disengaja itu bisa dimaafkan dan ini menjadi tradisi yang baik, Djuyamto juga berharap kalau bisa halal bihalal warga Kartasura ini bisa diadakan tiap tahun.
“Tradisi halal bihalal warga Kartasura ini kalau bisa diadakan tiap tahun bahkan pesertanya lebih banyak lagi, supaya apa, tradisi saling memaafkan saling memahani membuka pintu maaf itu bagus sekali, aura positifnya akan mewarnai kegiatan kegiatan berikutnya.” pungkasnya.

Tentang bedah buku “GREGET KARTASURA” H. Bagus Sigit setiawan, SH memberikan tanggapan bahwa buku GREGET KARTASURO itu adalah buku yang diinisiasi oleh Bpk. Djuyamto yang ditulis oleh akademisi dari Universitas Indonesia yang menulis tentang potensi di Kartasura dan sejarah Kartasura, jadi sejarah Kartasura sejak awal sejak jaman kerajaan sampai kemudian meliput dan membicarakan hari ini yang dilakukan warga Kartasura untuk mempertahankan Kartasura sebagai pusat peradaban. Himbauan dan harapan Bagus Sigit Setiawan untuk warga Kartasura bahwa Buku GREGET KARTASURA ini penting karena merekam banyak potensi tentang Kartasura didalamnya.
“Buku ini penting karena merekam banyan potensi tentang Kartasura mulai dari kuliner, kesenian, kemudian organisasi kepemudaan organisasi masyarakat yang cukup berperan, buku ini penting karena ini warisan, jadi sesuatu yang bagus itu kalau tidak direkam dalam bentuk tulisan teks bakal hilang itu. Kalau teks itu kita tahu teks teks manuskrip manuskrip yang ditulis ribuan tahun lalu masih bisa kita baca hari ini. Peluncuran buku GREGET KARTASURA ini menjadi awalan yang bagus sekali.” tutupnya. Obie/red.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *