Sukoharjo, Sindosolo.news – Dalam rangka merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, pengurus Ranting NU Kayu Apak, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, menggelar pengajian akbar bertajuk ‘ Kayu Apak Bersolawat’, yang di isi mauidoh hazanah oleh KH. Mustain Nasoha dari Al Muayyad, Mangkuyudan, Solo, Sabtu malam (23/9).
Kemeriahan acara solawat di gelar di depan kantor Balai Desa Kayu Apak bertepatan pada bulan Maulid dalam penanggalan 1445 Hijriyah.
Dalam keteranganya Kepala Desa Kayu Apak, Wahyu Jatmika, S.H, menyambut baik kegiatan solawat akbar yang di hadiri para ulama, kyai, tokoh masyarakat, warga Desa Kayu Apak dan sekitarnya. Hal itu menandakan, jika kegiatan tradisi keagamaan di Desa Kayu Apak sangat di rindukan oleh masyarakat.
Sebab selain dapat menjadi sarana untuk membangun silaturahmi, juga dapat menumbuhkan perekonomian warga desa. Terbukti dengan banyaknya para pedagang mikro yang mengais rejeki berjualan di sekitar lokasi acara.
‘ Oleh karena itu banyak manfaat yang dapat kita petik.’ Jelas Kepala Desa Kayu Apak menandaskan.
Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus di selenggarakan setiap tahun. Menjadi agenda rutin warga desa, sehingga dapat menjadi tempat untuk membangun kerukunan dan kebersamaan.
Senada dengan Kepala Desa Kayu Apak, tokoh masyarakat yang juga mewakili para panitia acara Kayu Apak Bersolawat, H. Sriyono, merasa bersyukur dapat menyelenggarakan sekaligus mengenalkan acara solawat kepada masayarakat.
‘ Kita memasyarakat solawat dan mensholawatkan masyarakat dengan harapan mencari ridho Allah SWT dan bermahabah kecintaan pada Baginda Nabi SAW. ‘ jelasnya.
Sriyono berharap, ia bersama dengan teman teman yang lain dapat membuat kegiatan pengajian rutinitas dengan mendatangkan para kyai, masyayih dan ulama, untuk mendakwahkan Islam Rahmatan lilalamin agar dapat memberikan kemanfaatan dan menciptakan suasana nyaman.
Ibnu Raharjo, selaku pengurus Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Polokarto, menyambut baik acara Kayu Apak Bersolawat yang di selenggarakan oleh pengurus Ranting NU Kayu Apak bekerjasama dengan Pemerintah Desa dan Ponpes Nurul Ngadinem.
Di tegaskan Ibnu, masifnya penyebaran faham intoleran dan radikalisme di berbagai daerah harus di tangkal dengan dakwah dan tradisi keagamaan Islam Rahmatan lilalamin seperti, solawatan, tahlilan, manaqiban dan kegiatan keagamaan lainya.
Agar masyarakat mengenal lebih dekat Islam wasathiyah atau islam moderat yang tidak mengkafirkan atau membid’ahkan. Islam rahmatan lilalamin yang selaras dengan ajaran Islam yang di wariskan oleh Nabi Muhammad SAW.
Sehingga dapat memperkuat jalinan ukhuwah Islamiyah, persaudaraan sesama umat muslim. Ukhuwah Wathaniyah, persaudaraan sebangsa dan setanah air tanpa memandang suku dan agama. Ukhuwah Basyariyah, persaudaraan antar sesama umat manusia sebagai inti dari jalinan kerukunan, pungkasnya.