MAKSIMALKAN POTENSI DIRI PRAKTISI SENI BELADIRI DARI WONOSOBO OPEN MINDED BERBAGAI ASPEK SENI BELADIRI

oleh -637 Dilihat
banner 468x60

WONOSOBO, SINDOSOLO.NEWS – “Absorb what is useful. Discard what is not. Add what is uniquely your own.”

Kutipan kata Bruce Lee yang penuh filosofi di atas memotivasi kita agar terus belajar banyak hal khususnya aliran seni beladiri.
Karena di dunia ini tidak ada seni beladiri yang sempurna, terhebat dan terbaik, semua memiliki kelebihan ,keunikan dan juga kelemahan masing-masing.
Semua ilmu yang kita pelajari kita pilih tekniknya mana yang menurut kita efektif dan cocok (dengan kondisi tubuh dan karakter) dan buang yang sekiranya tidak cocok.

Hal ini menjadi suatu keharusan bagi seniman beladiri untuk bersikap open minded, berpandangan terbuka ,tidak fanatik dan terus mengupgrade keilmuannya.

Menurut saya berlatih seni beladiri haruslah totalitas ,jangan setengah-setengah , dengan melatih teknik tangan kaki dan badan kita yang merupakan aspek penting seni beladiri yang meliputi :
1. Pukulan (semua serangan dengan tangan & lengan termasuk sikut)
2. Tangkisan (tangkapan,bloking)
3. Kuncian (grapling)
4. Bantingan/take down (teknik cara menjatuhkan)
5. Tendangan (sapuan,guntingan dan semua serangan dengan menggunakan kaki & lutut)
6. Groundfighting (seni bertarung di bawah/bergulat)
7. Seni pernafasan internal & meditasi/nyepi (termasuk seni totok dan bentuk seni lembut lainnya)
8. Seni berbagai macam senjata (senjata panjang,pendek,ganda ,fleksibel,dll )
9. Seni jurus keindahan (baik tangan kosong maupun senjata) ,akan terkesan aneh saja jika seorang martial artist tidak bisa main jurus.

Jadi seorang seniman beladiri jangan hanya fokus pada salah satu bentuk latihan saja.
Tidak ada salahnya mempelajari banyak hal agar wawasan terbuka ,menambah literatur dan menambah keilmuan. Yang tentu saja akan menambah banyak guru, sahabat dan banyak saudara seperguruan.

Disamping itu juga perlu memperhatikan aspek lain yang juga penting selain di atas.

“Martial arts is not just about fighting, it’s about building character.”

Master Praktisi Beladiri Wonosobo Odi Purwanto. (sindosolo.news/photo:doc)

Seni beladiri tidak melulu soal bertarung ,tapi juga membangun karakter.
Karakter berkaitan dengan aspek non teknik, yang diantaranya adalah : Moralitas, budi pekerti, filosofi, dan sejarah. Selain itu juga ilmu anatomi ,ilmu pengobatan (ramuan,urut dan pijat),ilmu gizi/nutrisi dsb juga termasuk aspek non teknik.

Moralitas sangat penting , apalah artinya keilmuan tinggi atau katakanlah juara tak terkalahkan tapi kelakuan dan moralitasnya rendah. Bahkan ilmunya bisa digunakan untuk hal-hal yang tidak baik (bertentangan dengan norma). Pada jaman dulu guru sangat selektif memilih murid ,melihat sikap dan karakter moralnya bahkan hingga sekarang beberapa perguruan di Jawa menerapkan aturan MOLIMO (5 macam pantangan).
Lima perkara tersebut adalah “Emoh Main” (tidak mau berjudi), “Emoh Ngombe” (tidak mau minum yang memabukkan), “Emoh Madat” (tidak mau mengisap candu atau ganja), “Emoh Maling” (tidak mau mencuri atau korupsi), dan “Emoh Madon” (tidak mau berzina).

Ada istilah menyebutkan “Pedang yang tajam harus dibungkus dengan sarung(wadah), yang artinya keilmuan beladiri harus diimbangi dengan moralitas dan budi pekerti.

Aspek lain yang juga penting adalah aspek fisik yang meliputi :
melatih & menempa kekuatan otot/conditioning training (termasuk kelenturan)
melatih kekuatan nafas,
melatih kekuatan pikiran/konsentrasi

Karena seni beladiri sangat berhubungan erat dengan kebugaran maka latihan fisik sangatlah penting untuk mengimbangi latihan teknik.

“Martial arts training is about finding balance in all aspects of life.”

“Martial arts is the perfect combination of mind, body, and spirit.”

Satya Guru Odi Purwanto
Museum Seni Beladiri Kungfu Wonosobo.

((Obie/r)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *