SURAKARTA, SINDOSOLO.NEWS – Tokoh muda NU Kota Surakarta, Sudrajat Kentas Pribadi, akhirnya menerima mandat dari para kasepuhan untuk menjadi Ketua tim formatur, sekaligus menahkodai Perkumpulan Perjuangan Walisongo Indonesia, pada silaturahmi yang berlangsung di Yayasan Majelis Sabilal Muhtadin, Gandekan , Solo. Rabu, (28/05/2024).
Selain menyusun jajaran struktural, Sudrajat juga harus merampungkan susunan sebelas lembaga atau divisi yang ada dalam perkumpulan Perjuangan Walisongo Indonesia atau yang di singkat PWI.
Kesebelas lembaga tersebut diantaranya Kajian Dan Dakwah, Situs dan Sejarah, Kaderisasi Organisasi, Hukum, Pemberdayaan Ekonomi, Humas, Seni Dan Budaya, Pemberdayaan Perempuan, Media Dan Informasi, Laskar Sabilillah.
Terbentuknya tim formatur kata Sudrajat, sekaligus memuluskan langkah terbentuknya susunan pengurus Perkunpulan Perjuangan Walisongo Indonesia di Kota Solo.
Sebagai kota budaya yang memiliki dua pewaris istana Mataram Islam, Kasunanan dan Mangkunegaran, Solo tentu memiliki banyak sejarah peradaban dan keragaman budaya yang tak di miliki oleh kota lain. Begitu juga nilai nilai kearifan yang pernah di tinggalkan oleh para wali.
Oleh sebab itu dengan terbentuknya Pengurus Daerah (PD) Perjuangan Walisongo Indonesia di Kota Solo, ormas islam moderat ini kedepan tidak hanya melakukan siar sejalan dengan kearifan masyarakat yang ada, namun juga menjaga sejarah peradaban bangsa, khususnya sejarah perjuangan walisongo di Nusantara.
“Jangan sampai sejarah tersebut di belokan dan di rusak oleh kelompok kelompok yang tidak bertanggung jawab. Sebab sejarah tidak hanya menyimpan nilai karakter dan jatidiri bangsa, namun juga kebesaran peradaban sebuah bangsa” Ujarnya.
Perkumpulan PWI merupakan ormas islam moderat yang di dirikan di Buntet Cirebon pada tanggal 23 Agustus 2023. Dengan tujuan untuk mengakomodir kearifan lokal, seni budaya, adat istiadat, sejarah dan menciptakan kemaslahatan masyarakat untuk kemajuan bangsa dan kemuliaan harkat martabat manusia.
Melanjutkan ajaran Islam yang diwariskan leluhur yang menganut faham ahlus Sunnah Wal Jama’ah sebagaimana yang sudah di dakwahkan oleh Walisongo, sebagai pelopor peradaban Islam yang membentuk tatanan masyarakat yang bermartabat, berkeadilan, kesejahteraan, dan kerukunan umat demi terciptanya Rakhmat bagi semesta alam.
Mendorong untuk pengembangan dan peningkatan di bidang keagamaan, pendidikan, kebudayaan, sesuai dengan nilai sejarah jati diri bangsa dan sesuai dengan ajaran Islam yang diwariskan untuk menjadi muslim yang berketaqwaan, berbudi luhur, santun dan berwawasan luas, serta berguna untuk Agama, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Membentengi masyarakat dari paham paham yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sejarah leluhur, kesantunan , kepatutan, adat istiadat dan budaya bangsa.
Meluruskan segala bentuk pembelokan sejarah bangsa atau pengkaburan situs situs peninggalan leluhur yang menjadi warisan turun menurun dan jadi dasar cerminan jati diri bangsa dan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Obie/r.)