Tahap pendampingan desa (assistance) merupakan tahapan penting dari program Desa BRILiaN yang digagas oleh PT. BRI (Persero) Tbk. Bersama dengan Puslitdesbangda LPPM UNS, BRI menggelar pendampingan New Desa BRILiaN 2024 untuk batch 3. Kegiatan ini dirancang untuk memperkuat kapasitas desa dalam berbagai aspek, mulai dari perencanaan pembangunan hingga inovasi teknologi.
BRI hadir dengan visi yang lebih luas yaitu mendorong pembangunan fisik desa dan berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan tata kelola desa yang lebih baik. Dalam pendampingan ini, dilakukan berbagai kegiatan seperti workshop, diskusi kelompok, praktik lapangan, hingga observasi langsung.
Tak hanya itu, dalam pendampingan ini juga memberi ruang bagi masyarakat desa untuk menyerap dan menerapkan pengetahuan baru yang relevan dengan kebutuhan mereka. BRI bersama Tim Pendamping dari Puslitdesbangda UNS tidak hanya hadir sebagai fasilitator, tetapi juga menciptakan solusi yang aplikatif dan berkelanjutan bersama perangkat desa dan masyarakat desa.
Fokus pendampingan meliputi perencanaan pembangunan desa melalui RPJMDes dan APBDes yang lebih terstruktur, pengelolaan keuangan desa yang akuntabel, digitalisasi dan inovasi untuk mempercepat perkembangan desa, serta penguatan unit usaha BUMDes agar lebih kompetitif dan produktif. Pendekatan berbasis teknologi juga didorong, di mana desa-desa diarahkan untuk mulai memanfaatkan platform digital seperti media sosial dan website dalam pengelolaan data serta aktivitas ekonomi mereka.
Setelah pengumuman 40 Desa Terbaik pada Batch 3, pendampingan langsung diberikan kepada 15 desa terbaik yang terpilih. Tahap ini menjadi momen penting guna memberikan kesempatan bagi desa-desa dalam menggali potensi dan mengembangkan program-program unggulan mereka.
Pelaksanaan di kloter pertama berlangsung pada 3-9 November 2024 di delapan desa yaitu: Desa Domiyang Kabupaten Pekalongan, Desa Randusanga Kulon Brebes, Desa Tugu Selatan Bogor, Desa Hanura Pesawaran, Desa Pucung Gunung Kidul, Desa Tumpuk Pacitan, Desa Sukamantri Bogor dan Desa Pandeyan Karanganyar Jawa Tengah. Sementara pelaksanaan kloter kedua berlangsung pada 10-16 November 2024, dengan desa sasaran antara lain: Desa Branta Pesisir Pamekasan, Desa Nagari Pasir Binjai Pesisir Selatan, Desa Tanggo Raso Bengkulu Selatan, Desa Sumowono Semarang, Desa Negeri Jemanten Lampung Timur, Desa Bawomataluo Nias Selatan, dan Desa Sausu Tambu Parigi Moutong.
Masing-masing Desa tersebut memiliki keunggulan dan potensi yang dapat dimanfaatkan. Seperti Desa Domiyang dengan potensi buah manggis dan produk kerupuk mamun, Desa Randusanga dengan potensi pertambakan, Desa Tugu Selatan dengan potensi peternakan dan pertanian, Desa Hanura dikenal Desa Anti Korupsi, Desa Pucung terdapat potensi wisata melalui Pantai, Desa Tumpuk dengan kerajinan anyaman bambu, dan Desa Sukamantri yang mendukung ekspor potensi tanaman hias. Tak hanya itu, desa lainnya juga memiliki potensi lainnya seperti Desa Tanggo Raso dengan potensi unggulan yaitu pertanian kepala sawit dan industri batu bata, Desa Branta Pesisir dengan pengembangan Pantai Tiga Dermaga dan Olahan hasil laut, Desa Sausu Tambu memiliki potensi pertanian dan wisata, Desa Sumowono dengan aplikasi retribusinya dan potensi perkebunan maupun peternakan, Desa Negeri Jemanten dengan pengelolaan sampah, Desa Bawomataluo dengan potensi budayanya melalui tarian dan lompat batu, serta Desa Nagari Pasir Binjai dengan potensi kelapa sawit dan perkebunan.
Berdasarkan keunggulan dan potensi yang dimiliki, tentu desa merasakan manfaat langsung dari program ini. Salah satu hal yang menarik dalam program ini adalah tingginya antusiasme dan keterlibatan masyarakat setempat, terutama perangkat desa dan pengurus BUMDes. Mereka menunjukkan semangat kolaboratif dan keinginan untuk membawa perubahan positif di desa mereka. Keaktifan para masyarakat desa dalam berdiskusi dan kebersamaan dalam kegiatan pendampingan menjadikan kegiatan New Desa BRILiaN disambut baik oleh masyarakat desa.
Desa-desa ini juga menjadi saksi dari berbagai inovasi yang diterapkan selama pendampingan, seperti penerapan aplikasi digital untuk pengelolaan keuangan desa, pengembangan sektor pariwisata lokal, hingga pengelolaan produk-produk unggulan desa yang lebih terstruktur dan inovatif dalam pemasaran di era digital. Beberapa desa yang memiliki produk unggulan diarahkan untuk memanfaatkan aplikasi e-commerce yang memungkinkan masyarakatnya memasarkan produk-produk unggulan mereka ke pasar yang lebih luas. Dengan berbagai inovasi yang terus digulirkan, diharapkan desa-desa ini mampu menjadi pionir dalam penerapan teknologi dan inovasi desa di Indonesia, sehingga dapat menginspirasi desa-desa lainnya untuk bertransformasi menuju desa yang lebih modern, mandiri, dan berdaya saing.
Pada akhirnya, pendampingan ini diharapkan menghasilkan desa-desa yang tidak hanya unggul secara administrasi dan infrastruktur, tetapi juga memiliki jiwa inovatif, kolaboratif, dan mampu menjadi role model bagi desa-desa lainnya di Indonesia. Program Desa BRILiaN ini menjadi bukti nyata bahwa pemberdayaan desa tidak hanya sebatas pada pembangunan fisik, tetapi juga pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. (jen)