Prank! Bacawawali PDIP 2024 Kecewa Dengan Munculnya Kandidat Baru Tak Terdaftar

oleh -1133 Dilihat
banner 468x60

Solo – Munculnya kandidat baru tak terdaftar sebagai bakal calon wakil walikota di Partai PDIP menimbulkan polemik baru di ranah internal Partai. Pasalnya, PDIP memegang kontestan terbanyak untuk Pilkada Solo 2024 yaitu 8 bakal calon walikota, dan 12 bakal calon wakil walikota.

Hal ini memicu kegaduhan di lingkup internal Partai. Dalam menit terakhir pendaftaran bakal calon wakil walikota, DPP PDIP menyelipkan nama Bambang Gage sebagai calon wakil walikota mendampingi calon walikota Teguh Prakosa pada Kamis, 29 Agustus 2024.

Dr. BRM Kusumo Putri S.H. M.H. selaku pihak terdaftar di dalam 12 Bacawawali merasa terdzolimi. Kusumo mengaku kecewa atas keputusan DPC maupun DPP PDIP dalam memberikan kandidat yang sama sekali tidak terdaftar di dalam penjaringan. Kusumo menilai keputusan tersebut tidak profesional, dan dianggap sebagai boomerang bagi para kader PDIP yang sudah berjuang.

“Sangat kecewa, kami mendaftar dan mengisi formulir sebagai Bacawawali di kantor DPC PDIP Kota Solo, karena memang dibuka untuk umum melalui mekanisme yang resmi, dan kami mendapatkan perintah untuk turun ke lapangan selama 5 bulan, kami melakukan sosialisasi, menceritakan program kerja kami ke depan, dan masyarakat sangat mendukung kami,” tutur Kusumo.

Dalam visi dan misinya, Kusumo memberikan program pendidikan berupa SMA/SMK serta Perguruan Tinggi tanpa biaya/gratis di Kota Solo bagi warga kurang mampu. Kusumo melihat sendiri bagaimana hiruk pikuk di lapangan, 1 RT yang tidak lulus SMA/SMK, karena terkendala biaya dan zonasi.

“Saya berkeliling sampai puluhan RT, ada satu RT yang sarjananya cuma satu orang, ada juga beberapa masyarakat dalam satu RT ditemukan tidak lulus SMA maupun SMK,” papar Kusumo.

Kusumo mengatakan, hal ini cukup mengecewakan banyak pihak, termasuk pendukung Kusumo sendiri dari berbagai kalangan seperti karang taruna, komunitas dan organisasi di Kota Solo, maupun masyarakat luas yang sudah dikunjungi.

Dalam hal ini, Kusumo menilai bahwa DPC maupun DPP PDIP seolah bungkam terhadap alasan dipilihnya kandidat tak terdaftar. Kusumo bersifat fair apabila yang terpilih merupakan 12 kandidat yang jelas sudah melakukan mekanisme dan prosedur yang sudah ditentukan DPC maupun DPP.

“Saya mengorbankan waktu saya, pikiran saya, tenaga, kesehatan saya jadi taruhan , uang dengan nominal cukup besar, saya jarang berkumpul bersama keluarga, melalui proses ini sangat berat lho,” papar Kusumo.

Kusumo sangat menyesalkan hal ini. Tentunya, berakibat pada pertanyaan – pertanyaan ke depan masyarakat yang telah lama mendukung Kusumo. Kusumo merasa bingung bagaimana menjelaskan kepada pendukungnya karena tidak ada alasan yang jelas dari DPC maupun DPP.

“20 calon ini kan sudah terjun ke lapangan, dan mereka itu punya pendukungnya masing – masing loh jangan salah, jadi kalau fight, salah satu dari 20 calon ini terpilih, yaa saya fine,” ujar Kusumo.

Kusumo menganggap DPC maupun di tingkat DPP PDIP blunder dengan keputusannya. Pasalnya, DPC PDIP Kota Solo sudah melakukan survey elektabilitas dan popularitas, yang tentunya menjadi acuan bagi 20 kandidat untuk bersiap melangkah ke penentuan Cawawali maupun Cawali Kota Solo 2024 nantinya. Kusumo berharap, DPC maupun DPP PDIP memberikan keterangan yang jelas agar tidak terjadi kontra baik dalam struktural internal partai maupun masyarakat yang sudah menjadi pendukung masing – masing calon. (jen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *