Wayang Golek Pitutur : Inovasi Kaderisasi Muhammadiyah

oleh -217 Dilihat
banner 468x60

SINDOSOLO.NEWS | SOLO – Kunci sukses di persyarikatan Muhammadiyah diawali dari lego, membuat senang orang lain, tidak mempersulit orang lain, mengajak untuk selalu memberi kemudahan bagi sesama. Dan lagi ketemu teman senyum salam sapa, mengajarkan pentingnya keramahan dalam membangun relasi.

Hal itu disampaikan oleh pemateri dari anggota Bidang Pemberdayaan Korps Mubaligh dan Kemasjidan Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng, Ki Pujiono saat Baitul Arqom Guru dan Tenaga Kependidikan SD Muhammadiyah 22 Sruni Surakarta dengan moderator dari MPKSDI Kota Solo Dwi Jatmiko, Sabtu (18/01/2025).

Kepada jurnalis, Ustaz Pujiono mengakui metode wayang golek dalam kaderisasi tersebut baru kali pertama dilakukan. Bahkan mungkin belum pernah ada sebelumnya, terutama di Solo.

Alasannya memilih metode ceramah dengan wayang golek adalah agar selain bisa menghadirkan suasana beda juga tetap menyajikan nuansa dakwah dan kaderisasi. Proses kaderisasi di Muhammadiyah dilaksanakan melalui beberapa jalur. Ada jalur keluarga, jalur amal usaha, jalur organisasi otonom, dan jalur program khusus seperti Majelis Pendidikan Kader (MPK).

“Wayang golek pitutur inovasi kaderisasi Muhammadiyah. Kita tahu bahwa tembung atau kata-kata bisa menjadi tembang, dan tembang bisa menjadi sarana penyampaian tuntunan atau pesan moral. Semoga ini bisa menambah semangat dakwah dan gampang di mengerti oleh guru dan tenaga kependidikan dalam implementasi konsep Muhammadiyah di satuan Pendidikan,” katanya.

Mengenai cerita yang disuguhkan melalui wayang golek pitutur tersebut, dia mengatakan pada kesempatan tersebut cerita yang diangkat adalah pembiasaan yang harus dilakukan oleh anak setiap hari disebut dengan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat, yakni : 1. Bangun pagi, 2. Beribadah, 3. Berolahraga, 4. Makan sehat dan bergizi, 5. Gemar belajar, 6. Bermasyarakat, dan 7. Tidur cepat.

“Dimana melalui cerita itu banyak pesan yang bisa diambil,” Pujiono yang juga Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PDM Boyolali.

Ideologi Muhammadiyah merupakan sistem keyakinan, cita-cita, dan arah perjuangan yang memiliki tujuan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Ideologi tersebut berisi Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM), Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM), Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM),

“Khittah Perjuangan Muhammadiyah, serta keputusan-keputusan resmi Muhammadiyah yang akan membina kualitas iman takwa dan berpengaruh terhadap perilaku dan etos kerja,” urainya. (Jatmiko/Obie/r.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *