SURAKARTA, SINDOSOLO.NEWS – Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming, Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Steve Scott, dan Kepala Bakesbangpol meluncurkan program percontohan Sekolah Damai pada Senin, 24 Okober 2022 di SMAN 4 Surakarta.
Peluncuran program percontohan Sekolah Damai tersebut ditandai dengan penekanan tombol virtual disambung dengan pemutaran video profil Sekolah Damai Wahid Foundation oleh ketiganya beserta perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jawa Tengah, perwakilan guru agama, guru PKN, guru BK, dan dinas terkait yang diundang.
Kegiatan ini menandai kerja sama antara Wahid Foundation dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Tengah yang meliputi replikasi Program Sekolah Damai untuk diterapkan di 70 sekolah tingkat menengah atas/kejuruan di seluruh wilayah kota/kabupaten di Jawa Tengah, serta penguatan kurikulum Sekolah Damai di sekolah-sekolah tersebut.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di tempat lain turut mendukung peluncuran Program Sekolah Damai Jawa Tengah tersebut dengan memberikan apresiasi melalui video dengan mengatakan bahwa Program Sekolah Damai adalah program yang baik untuk membudayakan perdamaian di kalangan anak didik sekolah dan warga sekolah lainnya.
“Program Sekolah Damai perlu kita dorong dan berkelanjutan agar anak-anak kita terbiasa berbicara perdamaian, tidak ada yang saling membully, terbiasa melakukan moderasi dalam banyak hal, termasuk membangun relasi positif antar mereka yang berbeda suku, agama, status sosial dan lainnya. Selamat untuk peluncuran Program Sekolah Damai Jawa Tengah ini.” Ucap Ganjar melalui video.
Sejak 2018, Wahid Foundation bersama eLSA (Lembaga Studi Sosial dan Agama) sebagai mitra di Semarang telah menjalankan Program Sekolah Damai di 4 sekolah menengah atas dan kejuruan di Semarang dan Kendal, Jawa Tengah. Pada tahun 2022 perubahan positif di sekolah-sekolah percontohan tersebut telah mendorong Pemprov Jateng untuk menjalin kerja sama yang lebih erat dengan Wahid Foundation untuk menjalankan program Sekolah Damai di Provinsi Jawa Tengah.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, Program Sekolah Damai selaras dengan program yang akan digagas oleh Pemprov Jawa Tengah, yaitu Program Sekolah Pro Toleransi dan Anti Kekerasan. Justru, kata Ganjar, dengan terbangunnya kerja sama tersebut, Program Sekolah Damai semakin menguatkan program tersebut. Oleh karena itu, menurutnya kerjasama keduanya penting sekali dilakukan.
Ia juga menambahkan, bahwa peluncuran Program percontohan Sekolah Damai adalah bentuk dukungan Pemprov Jateng untuk menerapkan budaya damai di sekolah sekaligus bentuk dukungan terhadap implementasi Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) yang selama ini menjadi fokus Bakesbangpol dalam program mereka yang dinamakan Deradikalisasi. Ia berharap, ke depan penerapan budaya damai melalui program tersebut tidak hanya diterapkan di sekolah menengah atas/kejuruan, tetapi bisa diterapkan secara menyeluruh di semua tingkatan sekolah di Jawa Tengah. Bahkan, kalau harus, semua dinas terkait menerapkan budaya damai dalam konteks yang berbeda untuk mencegah tumbuh kembang intoleransi dan ekstremisme di lingkungan Pemprov Jateng.
Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid menjelaskan bahwa Program Sekolah Damai digagas Wahid Foundation dilatarbelakangi oleh hasil survei tren toleransi sosial keagamaan yang dilakukan oleh Wahid Foundation pada 2016 yang menyatakan bahwa 68 persen siswa sekolah menengah atas dan kejuruan bersedia untuk jihad ke Suriah, Afganistan, dan Palestina dan 78 persen di antaranya setuju dengan konsep negara khilafah.
“Atas dasar ini, menurut kami (Wahid Foundation) perlu ada sebuah program yang bisa mengintervensi secara langsung kebijakan sekolah yang bisa membuat praktik toleransi dan perdamaian membudaya di sekolah yaitu dengan program Sekolah Damai,”ujarnya.
Selain itu, Ia juga menerangkan bahwa Program Sekolah Damai yang diinisiasi oleh Wahid Foundation memilki 3 prinsip dasar yang disebut 3 pilar sekolah damai, yaitu : pilar kebijakan sekolah, pilar praktik toleransi dan perdamaian, serta pengelolaan organisasi kesiswaan. Ketiga rumusan pilar tersebut menurutnya bertujuan untuk dapat menjadi pertimbangan dalam kebijakan di lembaga pendidikan ke depannya.
Selain di Jawa Tengah, Program Sekolah Damai telah dijalankan sejak 2017 di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan dukungan Pemerintah Australia melalui program Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2). “Australia menghargai kemitraan bilateral jangka panjang dengan Indonesia, dan kerja-kerja yang telah kita lakukan bersama untuk mencegah ekstremisme kekerasan dan menyebarkan pesan toleransi dan perdamaian”, kata Steve Scott, Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia.
“Integrasi Sekolah Damai sebagai program Provinsi Jawa Tengah telah terbukti berhasil, semoga program ini dapat terus berlanjut dan semakin meluas,” kata Wakil Duta Besar Scott. /OG.ss.