Diskusi Publik “Pilkada, Media Sosial, dan Mood Swing”: Mengupas Preferensi Politik Generasi Muda di Solo

oleh -74 Dilihat
banner 468x60

Surakarta – Configured Indonesia, bagian dari Karavan Media Network and Research (KMNR), sukses menggelar diskusi publik bertajuk “Pilkada, Media Sosial, dan Mood Swing: Pilihan Pemilih Muda” pada Sabtu, 2 November 2024 di Adhiwangsa Hotel and Conventions, Solo. Diskusi yang berlangsung secara hybrid ini menarik lebih dari 50 peserta, baik yang hadir secara langsung maupun daring.

Acara ini bertujuan memaparkan temuan riset bertajuk “Eksplorasi Pandangan Anak Muda Terhadap Pilkada Kota Solo: Partisipasi, Aspirasi, dan Harapan.” Menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif, riset tersebut melibatkan 400 responden dalam survei dan 13 informan untuk wawancara mendalam. Temuan riset ini memberikan gambaran mendalam tentang preferensi politik generasi muda, termasuk peran media sosial dan tantangan partisipasi politik di kalangan pemilih muda.

Tiga narasumber hadir sebagai pembicara dalam diskusi ini, yaitu Bapak Aris Arif Mundayat, Ph.D. (Akademisi dari FISIP UNS), Bapak Mintorogo, S.E., M.M. (Tokoh Masyarakat Surakarta), dan Ibu Hafidz Mutiara Nisa, M.Psi., Psikolog (Psikolog di Klinik Utama Kasih Ibu Sehati). Mereka berbagi perspektif mengenai dinamika pilihan politik anak muda, tantangan dalam penyebaran informasi, serta pengaruh media sosial dalam membentuk opini politik.

Nabhan Fadlan, Manager Configured Indonesia, mempresentasikan hasil riset, menekankan pentingnya memahami dinamika pilihan politik pemilih muda dalam konteks Pilkada. Beberapa poin utama yang diungkapkan dalam diskusi meliputi:

– Partisipasi Politik: Sekitar 53,2% responden telah berpartisipasi dalam Pilkada, dengan relevansi politik dan harapan perubahan sebagai motivasi utama.
– Sikap dan Harapan Pemuda:Generasi muda menyadari peran penting mereka dalam pembangunan menuju bonus demografi 2045, meskipun masih ada skeptisisme terhadap proses politik.
– Tanggung Jawab Warga Negara: Sebanyak 83,3% responden merasa bertanggung jawab untuk terlibat dalam Pilkada, dengan harapan pemimpin yang lebih akomodatif terhadap aspirasi anak muda.
– Pengaruh Media Sosial: Media sosial menjadi sumber informasi utama bagi 48,8% responden, namun penyebaran informasi yang cepat sering memicu perubahan suasana hati dan pandangan.
– Kendala Informasi: Sebanyak 27,2% responden mengaku kesulitan mengakses informasi, yang menjadi hambatan partisipasi. Narasumber menekankan perlunya akses informasi yang lebih mudah dari lembaga terkait.

Dr. Aris Arif Mundayat dari UNS menyoroti fenomena kecanduan gadget yang memengaruhi generasi muda dan mengarah pada kondisi fatherless dan motherless. Psikolog Hafidz menambahkan, dalam rentang usia 18-25 tahun, generasi muda rentan mengalami krisis identitas dan mood swing akibat ketergantungan pada informasi dari media sosial. Sementara itu, Bapak Mintorogo menyarankan adanya dukungan konkret bagi generasi muda Solo, seperti fasilitas dan ruang berkreasi yang dapat memperkuat kepercayaan pada pemimpin daerah.

Diskusi ini memberikan wawasan komprehensif mengenai pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan media dalam membentuk generasi muda yang kritis dan kompetitif. Dengan pemahaman yang mendalam dan kerja sama lintas sektor, diharapkan pemilih muda dapat berperan lebih aktif dalam proses Pilkada.

“Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada keindahan impian mereka,” demikian harapan yang disampaikan kepada generasi muda agar berani bersuara dan berperan dalam menentukan arah bangsa.

Kontak untuk Informasi Lebih Lanjut:
Nabhan Fadlan
Manager – Configured Indonesia
Telepon: 082331237399
Email: configuredindonesia@gmail.com
Situs Web: [www.kmnrc.com](https://www.kmnrc.com/)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *